Friday, September 12, 2008

Laskar Ijo Putih

Hari ini saya bertemu dengan orang-orang berjaket ijo putih . Orang-orang berjaket ijo putih yang menjadi pengampuh di kelas tempat saya belajar.
Mereka berjumlah dua orang dan bertempat duduk di depan kelas , di depan meja tempat guru duduk untuk mengajar
, mengajar siswa-siswinya . Pada suatu saat , mereka mengajak manusia- manusia dikelas itu untuk menangis. menangisi sesuatu yang tidak saya mengerti. Mengapa tidak saya mengerti ?
Karena tidak saya ikut menangis. Mengapa tidak saya ikut menangis?
Karena tidak saya dengarkan percakapan mereka. Mengapa tidak saya dengarkan percakapan mereka ?
Karena saya sedang sibuk bermain mainan bersama teman saya ,hagung. Yang penggarisnya baru saya hilangkan , dan kemudian dia ketemukan . Mengapa penggaris hagung hilang? Mungkin dia tidak ingin diajajak menangis oleh laskar ijo putih . Bagaimana methode laskar ijo putih membuat para korbanya menangis?
Mari kita ikuti penjabaran berikut ini.
Pertama - tama mereka memberi instruksi untuk mengeluarkan secarij kertas. Kemudian menyuruh kami menuliskan nama .kemudian kertas bergerak,bergerak karena kami gerakan , kami gerakan ke meja teman yang duduk disamping kami .kami juga diberi instruksi untuk menuliskan karakter teman yang kertasnya ada pada kami, setelah itu kertas itu bergerak kembali.
Bergerak ke semua siswa di kelas itu. Sehingga semua siswa dapat menuliskan apa yang ingin mereka tulis . Dan mereka ingin menuliskan apa yang mereka tau. Yang mereka tau tentang teman mereka . Saya tidak menuliskan yang aneh - aneh. Saya hanya menuliskan " manusia berjenis kelamin laki laki "untuk siswa dan "manusia berjenis kelamin
perempuan " untuk siswi. Anehnya teman-teman saya tidak menulis seperti yang saya tulis , mereka menulis kata-kata aneh , lucu ,tidak terduga
Dan tidak lupa memberi tanda baca dan simbol-simbol yang tidak sesuai dengan bahasa indonesia yang baik dan suka menolong. Menolong manusia indonesia dalam berkomunikasi.
Langkah kedua yang ditempuh laskar ijo putih
adalah menginstruksi kami menggambarkan keadaan yang kami inginkan ketika mati. Teman- teman saya serentak menuliskan keadaan ideal dari seorang islam yang agamais betul, dengan kata- kata indah yang dapat membuat uluh hati terasa pegal. Saya tidak diajak dalam konfrontasi masal tersebut.
Sehingga saya tidak ikut menuliskan keadaan ideal kematian seorang islam. Saya masih ingin hidup , saya belum mau mati dan penggaris hagung belum diketemukan kala itu. Karena alasan tersebut maka saya menulis 'saya ingin mati dalam posisi kayang' kelaspun tertawa dan laskar ijo putih tersinggung
, tersinggung karena saya tidak ikut permainan mereka , tersinggung karena saya menuliskan saya ingin mati dalam posisi kayang.laskar ijo putih lantas naik pitam , lantas mengomel kepada saya dan memvonis saya sebagai pendosa yang Tuhan azab , mati dalam posisi kayang.
Tau apa dia soal hidup saya, sehingga memfonis saya
sebagai pendosa, SEBAGAI PENDOSA. Perlukah saya tuliskan lagi?
Betapa pegal uluh hati saya mendengar nasehatnya . Sehingga saya tulis cerpen ini, sehingga dapat anda baca cerpen ini.

No comments: